Bedakan Busi Nikel-Iridium dan Platinum, Begini Caranya!

PORTALSWARA.COM — Beragam jenis busi yang ada di pasaran menuntut pengguna ekstra hati-hati. Jika tidak jeli melihat perbedaannya bisa merugikan diri sendiri. Begini caranya bedakan busi Nikel-Iridium dan Platinum. Awas tertipu!

Ada beberapa jenis busi mobil yang ditawarkan bagi para konsumen di pasaran. Bukan hanya satu.

Tiga jenis busi standar berbahan nikel, platinum dan iridium. Ketiga busi tersebut dibedakan dari jenis material, yang tentunya menentukan kualitas dan juga harga jualnya.

Melansir Otomania.com, Senin (5/12/2022), menurut Diko Oktaviano, selaku Technical Support PT NGK Busi Indonesia, sebenarnya untuk NGK yang secara umum lebih banyak di pasaran dibedakan dari dua material, yaitu busi logam mulia dan non-logam mulia.

“Logam mulia pada NGK itu seperti G-Power, Iridium, Laser Iridium, dan MotoDX. Sementara untuk yang non-logam mulia itu cuma ada di produk-produk busi standar, itu materialnya nikel biasa,” ujar Diko, Selasa (29/11/2022).

Buat yang belum paham soal perbedaannya, menurut Diko sebenarnya cukup mudah karena bisa dilihat secara kasat mata.

Pertama, bisa dengan memperhatikan bagian elektroda pusat, untuk busi standar dengan bahan nikel elektroda pusatnya pasti punya diameter yang lebih besar.

Dia menjelaskan, bila diukur diameter elektroda pusat untuk busi berbahan nikel sekitar 2,0 milimeter (mm), sementara untuk logam mulia lebih kecil.

“Secara fisik nikel bisa dilihat diameternya karena beda dengan logam mulia. Sementara untuk yang logam mulia itu pasti (pusat elektroda) selalu seperti jarum. Produk logam mulia di NGK ada banyak, dan itu sama seperti jarum dengan ukuran 0,6 mm,” ujar Diko.

“Jadi sebenarnya tidak repot lihat bedanya, karena sudah bisa langsung dikenali dari ujung elektroda. Tidak ada cerita busi iridium tapi elektrodanya besar, pasti itu sudah menipu,” kata Diko.

Baca Juga :  Jenis Mobil yang Dilarang Isi Pertalite di Meja Menteri

Untuk perbedaan logam mulia pada jajaran produk NGK, seperti pada G-Power, Iridium, Laser Iridium, dan MotoDX, menurut Diko secara umum memiliki dimensi elektroda pusat yang sama, yakni 0,6 mm.

Sedangkan yang membedakan dari masing-masing jenis busi tersebut adalah kandungan material. Untuk G-Power berbahan platinum, Iridium IX adalah iridium.

“Kalau yang Laser Iridium itu kombinasi, elektroda pusatnya ada iridium dan masanya itu ada bahan platinum, jadi logam mulia ganda. Untuk MotoDX itu ada gabungan iridium dan ruthenium pada center elektroda,” kata Diko.

Dari perbedaan kandungan meterial pada jenis busi logam mulia tersebut, Diko mengatakan berujung pada kualitas. Lebih tepatnya ke masalah durabilitas pemakaian.

“Kenapa harus logam mulia, karena kalau kita belajar fisika dulu logam mulia itu punya sifat material sebagai pengantar listrik yang baik dan antioksidasi,” ujar Diko.

Dengan demikian, tak heran, harga busi dengan material logam mulia seperti G-Power, Iridium, Laser Iridium, dan MotoDX, memang lebih mahal dibanding busi standar berbahan nikel.

Pemilik kendaraan juga harus pintar-pintar membedakan produk busi yang ada di pasaran. Jangan sampai kena iming-iming harga murah namun kualitasnya malah merugikan. (psc)