Breaking News
6 Peserta UKW PWI Sumut Angkatan 59-60 Belum Kompeten I Bobby Nasution Sampaikan ke DPP PDI-P Dukung Prabowo-Gibran I Ini Dia Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 I Musnahkan Barang Bukti Narkoba Skala Besar, Polda Sumut Selamatkan Ratusan Ribu Jiwa I 2 Pria di Sergai Curi Kabel Lampu Tol Seharga Rp84 Juta Ditangkap

Begini Proses Gerhana Bulan 8 November 2022 Terjadi

PORTALSWARA.COM, Jakarta – Gerhana Bulan total 8 November 2022 tentu sedang dinanti para pecinta fenomena astronomi. Lantas, bagaimana terjadinya? Begini proses gerhana bulan 8 November 2022.

Fenomena astronomis ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi makan terjadilah gerhana bulan. Ini terjadi karena konfigurasi antara Bulan, Bumi dan Matahari membentuk garis lurus.

Peneliti Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang, dikutip dari situs ORPA BRIN, mengatakan, gerhana Bulan total terjadi ketika fase Bulan Purnama. Tetapi, tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami gerhana Bulan.

Dijelaskannya, ini karena orbit Bulan yang miring 5,1° terhadap ekliptika dan waktu yang ditempuh Bulan untuk kembali ke simpul yang sama, lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan waktu yang ditempuh Bulan. Agar berkonfigurasi dengan Bumi dan Matahari dalam satu garis lurus.

“Sehingga, Bulan tidak selalu berada di bidang ekliptika ketika purnama,” jelas Andi (8/11/2022).

Lebar gerhana Bulan total kali ini sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570. Gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960).

Saat Bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam. Seiring Bulan seluruhnya berada di dalam umbra, warna Bulan akan menjadi kemerahan.

“Hal ini karena oleh mekanisme Hamburan Rayleigh yang terjadi pada atmosfer Bumi. Hamburan Rayleigh yang terjadi ketika gerhana Bulan sama seperti mekanisme ketika Matahari maupun Bulan tampak berwarna kemerahan saat berada di ufuk rendah dan langit yang mempunyai rona jingga ketika Matahari terbit maupun terbenam,” urainya.

Baca Juga :  Penurunan Angka Stunting di Kota Medan Dapat Apresiasi PMKRI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *