PORTALSWARA.COM, Jakarta – Stok beras Bulog pada Oktober 2022 hanya 673.613 ton atau 11,2 persen.
Menurut Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rachmi Widiriani, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog mengalami penurunan. Saat ini, jika dibandingkan data Oktober tahun lalu, stoknya paling kecil. Pada Oktober 2021, cadangan beras pemerintah (CBP) Bulog mencapai 1,25 juta ton.
Rachmi bahkan memprediksi target cadangan beras pemerintah sebesar 1,2 juta ton pada Desember 2022 diperkirakan tak bisa tercapai. Musababnya, pengadaan beras pada dua bulan terakhir sangat sedikit. Ia pun memperkirakan stok beras di Bulog pada akhir tahun berada di bawah 500 ribu ton.
Kepala Bagian Evaluasi Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Batara Siagian meyakini bahwa persoalan tipisnya CPB di Bulog bukan karena menurunnya produktivitas petani melainkan, persaingan ketat antara pemerintah dan swasta.
Bulog yang terikat ketentuan harga pembelian di tingkat petani kalah saing dengan perusahaan swasta yang bisa membeli dengan harga yang lebih tinggi.
Bintara sangsi stok beras dalam negeri rendah. Ia mempertanyakan bagaimana bisa CBP di Bulog menurun tetapi pihak swasta berencana membuka pabrik baru di beberapa wilayah di Indonsia.
“Artinya pelaku usaha swasta yang notabenenya kerjanya bank, masih bisa main. Berarti apa? Barang (beras) ada. Kalau enggak ada, tidak mungkin dia bangun pabrik di sana,” tuturnya. Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyarankan pemerintah manambah anggaran Bulog agar penyerapan beras bisa dilakukan lebih cepat.