PORTALSWARA.COM, Jakarta — Dana segar transisi energi Indonesia Rp300 triliun. Dalam rangka menyambut tren transisi energi di Indonesia, para pengusaha RI menyatakan kesiapannya.
Apalagi menyusul adanya bantuan dana segar dari negara-negara maju yang dipimpin Amerika Serikat dan Jepang senilai RpUS$ 20 miliar atau sekitar Rp311 triliun (asumsi kurs Rp 15.564 per US$).
Menurut Ketua Komite Tetap Mineral dan Batu Bara KADIN Indonesia, Arya Rizqi Darsono, sebagai kontraktor pemerintah, pihaknya siap untuk mendukung program transisi energi. Apalagi, transisi energi juga dilakukan untuk menunjang keberlangsungan ekonomi Indonesia di masa depan.
“Jadi memang ini satu kerja keras pemerintah selama satu tahun terakhir, ini untuk program Just Energy Transition Partnership dengan memberikan bantuan US$ 20 miliar, ini menurut saya perlu diberikan standing applause kepada pemerintah. Jadi kalau kita bicara dari sisi Kadin, kita harus siap,” kata dia dalam program ‘Mining Zone’, Kamis (17/11/2022).
Ia menyadari dalam menyambut transisi energi di Indonesia, sejumlah perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) telah memulai program hilirisasi batu bara. Namun demikian, untuk pertambangan skala kecil yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) perlu mendapatkan perhatian lebih.
Pasalnya, kebijakan pemerintah yang akan mempercepat pensiun dini PLTU batu bara berkapasitas 6,7 Giga Watt (GW) secara bertahap hingga 2030 akan berdampak pada pertambangan skala kecil.
“Walaupun tidak terlalu besar karena memang produksi nasional, itu 15% dari total produksi. Ini variatif tapi seperti yang kami sampaikan, bicara siap gak siap, kami mempersiapkan diri karena ini menunjang program pemerintah,” kata dia.
Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dilansir dari CNBC Indonesia, Sabtu (19/11/2022), memberikan pengumuman penting bagi Indonesia di dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022).
Biden menuturkan bahwa negaranya dan negara G7 berkomitmen untuk mendanai hingga US$ 20 miliar atau sekitar Rp 311 triliun (asumsi kurs Rp 15.564 per US$) untuk mempercepat pelaksanaan transisi energi di Indonesia.
Pendanaan ini nantinya dimasukkan ke dalam payung Just Energy Transition Partnership (JETP) yang dipimpin AS dan Jepang untuk mendukung Indonesia mencapai Net Zero Emissions (NZE), salah satunya dengan “menyuntik mati” PLTU.
“Kami dengan Indonesia dan Jepang bersama-sama menciptakan Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE). Bersama kita memobilisasi US$ 20 miliar dalam pengembangan EBT dan mendukung transisi energi untuk menjauhi batu bara,” tuturnya saat KTT G20 di Bali, Selasa (15/11/2022).
Dana ini akan dipakai untuk mendorong proyek berbasis energi terbarukan seperti mendukung pengembangan kendaraan listrik dan teknologi.
“Ini juga bisa menciptakan lapangan kerja dan bisa berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim global,” ucapnya. (psc/bs)