Gereja di Spanyol yang Dibeli Muhammadiyah Dahulunya Mesjid

PORTALSWARA.COM, Jakarta — Rencana gereja di Alcala Spanyol yang akan dibeli Muhammadiyah, karena memang dahulunya merupakan masjid. Gereja bekas mesjid itu adalah Iglesia Abacia.

Iglesia Abacia, gereja ini terletak di dalam kandang berbenteng tinggi di Alcala, Spanyol. Gereja ini dahulunya pada zaman Islam berkuasa di Spanyol merupakan sebuah model bangunan medina Muslim. Dimana area komersial dan perumahan menyatu.

Raja Alfonso XI memerintahkan penghancuran masjid dan pembangunan gereja di situs tersebut. Itu terjadi setelah penaklukan kembali. Iglesai Abacial berada dalam wilayah yurisdiksi Uskup Toledo, dengan wilayah kekuasaan yang meluas di wilayah yang juga sangat luas.

Markas pertamanya kuil bergaya Gotik Renaisans primitif, direnovasi setelah penaklukan Granada. Rekonstruksinya dimulai pada kuartal kedua abad keenam belas, sesuai rencana Martín de Bolívar. Dan struktur Gotik dari kubah berbentuk bintang ditutupi dengan dekorasi pelat.

Pada sektor ini, kemudian dibuat kapel pemakaman serta dianggap sebagai pintu gerbang pelat yang monumental. Seperti juga lengkungan akses ke Baptistery.

Sisa gereja adalah hasil transformasi yang dilakukan pada abad keenam belas oleh Ambrosio de Vico. Kemudian, master Luis González dan Fray Cristóbal de San José, yang menambahkan trio kemenangan besar dari lengkungan identik.

Sedangkan ornamen Sakristi, yang melekat pada kuil, dibuat Ginés Martín de Aranda, pada abad ketujuh belas. Sebagai kesaksian dari adanya gereja masa primitif ini, hanyalah tersisa pada bangunan Kapel Deán Cherinos yang hingga kini masih berdiri. Kapel Baptisnya sangat terkenal, dengan fasad Renaisans ganda dan brankas peti, yang oleh beberapa penulis dikaitkan dengan Jacobo Florentino, seorang arsitek terkenal asal Italia yang bekerja di daerah Granada dan Murcia pada awal abad keenam belas.

Baca Juga :  Kisah Horor: Setiap Malam Diganggu dan Ketindihan Penunggu Kostan

Melansir Algebra, Minggu (13/11/2022), kuil itu tetap dalam keadaan sunyi pada akhir abad kedelapan belas. Karena kota itu telah dikonsolidasikan dan tersebar di dataran selama lebih dari dua abad. Setelah itu terjadi karena kebakaran yang disebabkan oleh pasukan Prancis dalam pelarian mereka dari kota ini. Akhirnya, nasib bangunan ini berakhir, karena penduduknya pada tahun 1810 mengakhiri aktivitasnya pada bangunan ini. Akhirnya, masjid yang kemudian menjadi gereka ini, kemudian dideklarasikan oleh penguasa Spanyol dijadikan Aset Kepentingan Budaya pada tahun 1931. (psc/sugi)