PORTALSWARA.COM — Kebaya memiliki sejarah yang dikenal sebagai baju tradisional asal Indonesia. Dikenal unik karena memiliki motif dan warna beraneka ragam, ternyata kebaya, busana tradisional pernah diklaim Singapura ke Unesco.
Gegara beberapa negara berencana mendaftarkan pakaian tersebut ke UNESCO sebagai warisan budaya, kebaya pun menjadi bahan perbincangan. Mereka di antaranya, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand.
Lalu, bagaimana sejarah perkembangan kebaya? Simak penjelasan di bawah ini sebagaimana dilansir dari detik.com, Senin (28/11/2022).
Sejarah Kebaya, Baju Tradisional Indonesia
Ulasan tentang kebaya tercantum dalam jurnal berjudul “Kebaya Kontemporer Sebagai Pengikat Antara Tradisi dan Gaya Hidup Masa Kini” yang ditulis oleh Fita Fitria dan Novita Wahyuningsih, Program Studi Seni Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Kebaya berasal dari bahasa Arab yaitu abaya yang artinya pakaian. Denys Lombard, seorang sejarawan yang menekuni budaya Jawa mengatakan bahwa kata kebaya berasal dari bahasa Arab Kaba’ yang berarti pakaian.
Ada pula yang mengatakan jika kebaya diperkenalkan lewat bangsa Portugis saat mendarat di kawasan Asia Tenggara. Di masa itu, kebaya digunakan untuk menunjuk atasan atau blus yang dikenakan oleh wanita Indonesia antara abad ke-15 dan 16 Masehi.
Pada masa penjajahan Belanda, kebaya digunakan sebagai busana resmi wanita Eropa. Pada abad ke-19, kebaya menjadi pakaian sehari-hari bagi semua kelas sosial, baik perempuan Jawa maupun peranakan Belanda.
Kebaya sempat menjadi pakaian wajib perempuan Belanda yang berdatangan ke Hindia Belanda (Indonesia). Selain itu, kebaya juga pernah mengalami kemerosotan status pada masa penjajahan Jepang karena sempat diasosiasikan sebagai pakaian yang dikenakan oleh pribumi tahanan dan pekerja paksa perempuan.
Kegunaan Kebaya
Kebaya adalah blus tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia yang terbuat dari bahan tipis yang dikenakan dengan sarung, batik, atau pakaian rajutan tradisional lainnya, seperti songket dengan motif warna-warni. Pemakaian kebaya sering digunakan pada acara tertentu, misalnya pernikahan jawa dan lain sebagainya.
Pada masa kemerdekaan, kebaya dan kain batik menjadi simbol perjuangan dan nasionalisme. Keduanya juga digunakan sebagai busana di acara resmi maupun kenegaraan.
Kini, kebaya sudah mengalami perkembangan pesat. Banyak perancang busana yang memasangkan kebaya dengan bawahan, aksesori, maupun motif yang lebih sederhana. Kebaya juga tidak lagi identik sebagai busana ibu-ibu, namun sudah meluas penggunaannya hingga kalangan remaja. (psc)