PORTALSWARA.COM, Jakarta — Ferdy Sambo semakin terpojok dengan skenario yang dibuatnya. Dan ini terlihat dari proses persidangan kasus pembunuhan berencana Brigadir J. Dimana, pakar psikologi forensik sebut Brigadir J merupakan kejahatan seksual.
Di lain pihak, muncul narasi baru dibuat kubu Ferdy Sambo mengenai kepribadian ganda yang dimiliki oleh almarhum Brigadir J.
Mulai dari pernyataan Susi art Ferdy Sambo yang mengatakan, Brigadir J adalah sosok yang tempramen. Kemudian disusul dengan pernyataan saksi Damson yang menyatakan Brigadir J sering pergi ke tempat hiburan malam. Salah satu saksi Daden Miftahul Haq bahkan menceritakan Brigadir J merasa jenuh menjadi seorang ajudan.
Dilihat dari YouTube metrotvnews, Kamarudin Simanjuntak menyatakan, semua cerita yang dibuat Ferdy Sambo kini adalah hoax yang diciptakannya.
Kamaruddin Simanjuntak menambahkan, fitnah yang ditujukan kepada almarhum Brigadir J ini merupakan salah satu keahlian dari Ferdy Sambo yaitu mengkriminalisasi.
“Ini terbukti dari kemampuan dari pada Ferdy Sambo selama jadi penyidik adalah mengkriminalisasi orang lain, jadi ini adalah jurus-jurus yang tidak berguna untuk pembelaan Ferdy Sambo,” ucap Kamaruddin.
Namun berbeda dengan pernyataan Kamaruddin Simanjuntak, Reza Indragiri seorang pakar psikologi forensik mengatakan bahwa mendiang Brigadir J adalah seorang korban dari pelecehan seksual.
“Lantas apa penilaian saya setelah sekarang ada sekian banyak sifat atau tabiat buruk dari mendianh Brigadir Josua yang dibuka pada Majelis Hakim, saya justru semakin yakin bahwa mendiang Brigadir Josua mengalami kejahatan seksual secara berulang kali,” ucap Reza Indragiri.
Reza menambahkan, hal tersebut, dilansir dari ayojakarta, Selasa (22/11/2022), diperkuat dengan keterangan para saksi, menyebutkan, almarhum adalah seorang yang tempramental, mudah marah, sering dugem, hiperseks dan juga berkepribadian ganda merupakan cerminan korban pelecehan seksual.
“Ketika korban pelecehan seksual tidak mampu berkata-kata, tidak mampu untuk mencari pertolongan terlebih karena dia laki-laki yang notabene dianggap sebagai jenis kelamin yang kuat, semakin sulit bagi laki-laki yang menjadi korban untuk berkata-kata, untuk mencari pertolongan,” tambah Reza.
Reza mengatakan bahwa keterangan saksi dan juga penasehat hukum menguatkan spekulasinya bahwa mendingan Brigadir J merupakan seorang korban pelecehan seksual. (psc/bs)