PORTALSWARA.COM, Jakarta – Saat ditanya kemungkinan menjadi calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan pada Pilpres 2024, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan tak ingin lagi terjun ke dunia politik pada tahun 2024.
Beredar kabar Luhut menjadi cawapres untuk Anies Baswedan, sebelumnya disampaikan Ketua DPP Partai NasDem, Ahmad Ali. Ia menilai Menteri Luhut merupakan sosok yang pas menjadi pendamping Anies di Pilpres 2024.
“Engga, saya sudah bilang saya tak terpikir untuk ke situ lagi. Saya pikir di 2024 sudah cukup lah,” ujar Luhut saat ditemui usai acara Demi Indonesia di Jakarta Selatan, Sabtu (29/10/2022).
Menurut Ali, Luhut merupakan sosok yang memilki kemampuan, karakter, serta jejaring yang kuat untuk mendukung keterpilihan Anies di masa depan. Meski begitu, Ali menyampaikan, keputusan untuk cawapres ada di tangan Anies dan masih perlu diperbincangkan dengan calon partai politik koalisi.
Saat ini partai yang dikabarkan bakal berkoalisi dengan NasDem dan sedang dalam penjajakan adalah Demokrat serta PKS.
Terkait itu, Anies Baswedan mematok 3 kriteria bagi calon pendampingnya sebelum melenggang bersama dalam Pilpres 2024. Menurut dia, cawapresnya mesti bisa memberikan kontribusi dalam pemenangan, memperkuat stabilitas koalisi dan membantu jalannya pemerintahan.
Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dilansir dari TEMPO.CO, Minggu (30/10/2022), menilai pola pikir Anies selaras dengan partainya dan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. Sebab, kata dia, alih-alih memikirkan sosok, Demokrat berfokus pada kriteria dan enggan memaksakan sosok tertentu yang elektabilitasnya rendah.
“Jadi, pola pikir Anies ini selaras dengan Demokrat dan Ketum AHY. Kami fokus pada kriteria, bukan nama, bukan sosok, lalu dibedah bersama-sama secara seksama. Tidak perlu terburu-buru apalagi memaksakan sosok yang sudah jelas elektabilitasnya rendah, dan tidak bakal punya kontribusi dalam membangun koalisi,” kata Herzaky. (psc/bs)