PORTALSWARA.COM — Ilmuwan dan insinyur di SLAC National Accelerator Laboratory telah berhasil merakit kamera digital terbesar di dunia, yang diharapkan akan membuka tabir misteri alam semesta. Kamera ini, bernama Legacy Survey of Space and Time (LSST), memiliki resolusi mencengangkan sebesar 3.200 megapiksel, dengan ukuran yang sama mencengangkannya, yakni sekitar 3.000 kg.
Kamera digital ini akan dipasangkan dengan Teleskop Simunyi Survey di Observatorium Vera C. Rubin di Chile, yang dapat berputar 180 derajat dalam 20 detik saja. Dengan lensa depan selebar 1,5 meter, LSST akan menangkap eksposur setiap 20 detik, mencakup seluruh langit malam setiap tiga hingga empat hari.
“Data yang dikumpulkan oleh kamera LSST dan Rubin akan sangat inovatif. Ini akan memungkinkan studi yang sangat tajam mengenai perluasan alam semesta dan energi gelap,” kata Aaron Roodman, Profesor SLAC dan Deputy Director and Camera Program Lead Rubin Observatory, seperti dikutip dari Space, Kamis (11/04/2024).
Diperkirakan dalam satu dekade ke depan, LSST akan menemukan 20 miliar bintang dan galaksi baru. Data yang dikumpulkan akan memungkinkan studi mendalam tentang perluasan alam semesta dan energi gelap.
Aaron Roodman, Profesor SLAC dan Deputy Director and Camera Program Lead Rubin Observatory, menyatakan, survei LSST akan memungkinkan melihat biliaran galaksi dan perkiraan 17 miliar bintang di galaksi, Bima Sakti, serta jutaan objek tata surya lainnya.
Tugas selanjutnya bagi ilmuwan adalah membawa kamera LSST dari fasilitas SLAC di California menuju Observatorium Vera C Rubin di Pegunungan Andes, di mana proses pemasangannya diperkirakan selesai tahun ini.
Melansir berbagai sumber, Sabtu (13/04/2024), kamera ini diharapkan mulai mengambil foto pada awal tahun 2025, dengan foto-foto pertamanya diharapkan tersedia untuk publik pada tahun 2027. (psc)