PORTALSWARA.COM — Galaksi terbesar yang pernah diteliti dengan ukuran sangat ‘mengerikan’ ditemukan para astronom. Intinya pun punya lubang hitam yang tak kalah ‘monster’. Alcyoneus 240 miliar kali massa Matahari.
Alcyoneus juga merupakan galaksi yang berjarak 3 miliar tahun cahaya. Galaksi radio ini memiliki panjang 16,3 juta tahun cahaya, menjadikannya galaksi terbesar yang pernah diketahui.
Galaksi radio sendiri merupakan kumpulan bintang, planet, dan benda langit dengan wilayah emisi radio raksasa yang membentang jauh melampaui strukturnya yang terlihat.
Strukturnya dalam skala besar umum disebut sebagai lobus. Bentuknya elips ganda yang sering simetris seperti yang lokasinya ada di masing-masing sisi inti galaksi. Inti galaksi yang aktif ini melontarkan fitur yang memanjang seperti sorotan cahaya hingga ke lobusnya yang disebut jet atau pancaran.
Alcyoneus memiliki galaksi induk atau gugusan bintang yang mengorbit inti galaksi dengan kandungan lubang hitam supermasif. Seperti halnya galaksi radio, ia juga memiliki pancaran dan lobus yang meletus keluar dari pusat galaksi.
Keduanya berinteraksi dengan medium intergalaksi, bertindak sebagai sinkrotron untuk mempercepat elektron yang menghasilkan emisi radio.
Pancaran cahaya ini sendiri dihasilkan dari lubang hitam supermasif aktif di pusat galaksi. Para peneliti menyebut lubang hitam sedang ‘aktif’ ketika ia menenggak material dari piringan material raksasa di sekitarnya.
Lontaran cahaya ini dapat menempuh jarak yang sangat jauh sebelum menyebar ke lobus pemancar radio raksasa.
Melansir CNN Indonesia, Minggu (4/12/2022), para peneliti bingung bagaimana lobus, dalam beberapa kasus, dapat mengembang hingga berukuran raksasa dalam skala megaparsec, yang disebut galaksi radio raksasa.
“Jika ada karakteristik galaksi induk yang merupakan penyebab penting pertumbuhan galaksi radio raksasa, maka induk galaksi radio raksasa terbesar kemungkinan akan memilikinya,” jelas para peneliti yang dipimpin oleh astronom Martijn Oei dari Observatorium Leiden di Belanda.
“Demikian pula, jika ada lingkungan berskala besar tertentu yang sangat kondusif bagi pertumbuhan galaksi radio raksasa, maka galaksi radio raksasa terbesar kemungkinan akan berada di dalamnya,” tambahnya.
Dalam studi mereka yang diterbitkan di jurnal Astronmy & Astrophysics, tim peneliti mencari outlier ini dalam data yang dikumpulkan oleh Low Frequency ARray (LOFAR) di Eropa, sebuah jaringan interferometrik yang terdiri dari sekitar 20.000 antena radio, didistribusikan ke 52 lokasi di seluruh Eropa.
Mereka memproses ulang data melalui cara baru, menghilangkan sumber radio yang mungkin mengganggu deteksi lobus radio yang tersebar, dan mengoreksi distorsi optik.
Hasilnya, gambar yang muncul mewakili pencarian paling sensitif yang pernah dilakukan untuk lobus galaksi radio. Kemudian, mereka menggunakan alat pengenalan pola terbaik yang tersedia, yakni mata mereka sendiri.
“Kami telah menemukan apa yang diproyeksikan sebagai struktur terbesar yang diketahui dibuat oleh satu galaksi – galaksi radio raksasa dengan panjang yang diproyeksikan [dari] 4,99 ± 0,04 megaparsecs. Panjang sebenarnya setidaknya … 5,04 ± 0,05 megaparsecs,” jelas para peneliti.
Setelah mengukur lobus, para peneliti menggunakan Sloan Digital Sky Survey untuk mencoba memahami galaksi induk.
Mereka menemukan bahwa ‘makhluk’ ini adalah galaksi elips normal dengan ukuran sekitar 240 miliar kali massa Matahari, dan lubang hitam supermasif di pusatnya sekitar 400 juta kali massa Matahari.
Kedua parameter ini sebenarnya kurang bisa memberikan petunjuk tentang apa yang mendorong pertumbuhan lobus radio.
“Di luar geometri, Alcyoneus dan inangnya sangat mencurigakan: total kerapatan luminositas frekuensi rendah, massa bintang, dan massa lubang hitam supermasif semuanya lebih rendah daripada, meskipun mirip dengan, galaksi radio raksasa medial,” tulis para peneliti.
“Dengan demikian, galaksi yang sangat masif atau pusat lubang hitam tidak diperlukan untuk menumbuhkan bintang raksasa. Dan jika keadaan yang diamati mewakili sumber selama masa hidupnya, artinya daya radio yang tinggi juga tidak,” lanjutnya. (psc)