PORTALSWARA.COM — Terjadi di sebuah kota, kuil di Thailand kosong gegara para biksu positif Narkoba. Kuil kecil ini berada di sebuah kota di distrik Bung Sam Phan, Provinsi Phetchabun, bagian utara Thailand. Kuil ini tadinya berisikan empat biksu yang bertugas disana.
Biksu dan kuil menjadi salah satu budaya yang menarik turis ke Thailand. Tapi bagaimana kalau kuilnya kosong?
Dilansir dari AFP, Thailand sedang melakukan kampanye narkoba untuk memberantas perdagangan narkotika. Sehingga diadakan tes massal narkotika di seluruh penjuru. Biksu pun masuk dalam daftar.
Bagai disambar gledek di siang bolong, pihak berwenang mendapati bahwa empat biksu yang berada di sana dinyatakan positif menggunakan metamfetamin. Metamfetamin adalah zat yang terkandung dalam narkotika jenis sabu.
Metamfetamin dalam bentuk pil tersebut kemudian dijual di jalan-jalan dengan harga sekitar 50 Baht atau setara Rp22.000.
Pejabat bernama Boonlert Thintapthai mengatakan, para biksu kemudian dikirim ke fasilitas kesehatan untuk menjalani rehabilitasi narkoba.
Tak hanya itu, para biksu juga dikeluarkan dari biasa ketika mereka selesai melakukan tes urine. Pihak berwenang tidak menjelaskan rincian kenapa wihara tersebut menjadi sasaran polisi.
“Kuil sekarang sudah kosong karena tak ada lagi biksunya dan penduduk desa terdekat khawatir tak bisa berderma,” ujar Thintapthai.
Derma adalah praktik penting dalam ajaran Buddha. Dalam praktik ini, umat akan mendapatkan kekuatan perlindungan melalui perbuatan baik, termasuk memberikan makanan kepada para biksu.
Namun, Thintapthai mengatakan bahwa pemerintah daerah telah meminta bantuan kepada kepala biara di kawasan itu, yang berjanji untuk untuk menugaskan beberapa biksu baru ke vihara di sana.
Melansir detik.com, Kamis (1/12/2022), dalam beberapa tahun terakhir, sabu menjadi masalah besar di Thailand. Penyitaan narkotika tersebut mencapai rekor tertinggi pada 2021, menurut lembaga PBB yang menangani narkotika dan kriminalitas (UNODC).
Negara ini merupakan titik transit utama untuk peredaran sabu. Narkotika ini membanjiri Thailand dari Myanmar, negara produsen terbesar sabu melalui Laos. (psc)