PORTALSWARA.COM — Alerce Milenario bisa saja mulai tumbuh di pegunungan pesisir Chile, saat manusia menciptakan tulisan sekitar 5.400 tahun lalu. Alerce Milenario, makhluk tertua bumi yang masih eksis saat ini.
Berada di lokasi jurang sejuk dan lembab membuatnya terhindar dari kebakaran dan penebangan. Alerce pun tumbuh menjadi pohon raksasa dengan diameter lebih dari 4 meter.
Sebagian besar batangnya mati, dihiasi lumut, dan ditumbuhi pohon lain yang berakar di celah-celahnya.
Alerce Milenario atau Gran Abuelo diklaim sebagai pohon, bahkan makhluk hidup tertua di Bumi yang masih eksis.
Melansir Kompas.com, Senin (5/12/2022), menggunakan kombinasi model komputer dan metode tradisional, untuk menghitung umur pohon, seorang ilmuwan lingkungan dari Climate and Environmental Sciences Laboratory Paris, Jonathan Barichivich memperkirakan usia Alerce lebih dari 5.000 tahun.
Itu akan membuatnya setidaknya 1 abad lebih tua dari pemegang rekor saat ini, yakni Methuselah.
Methuselah merupakan pinus bristlecone di California timur dengan cincin pertumbuhan tahunan senilai 4.853 tahun di bawah kulit kayunya yang keriput.
Banyak ahli dendrokronologi cenderung skeptis terhadap klaim Barichivich, yang belum dipublikasikan, karena tidak melibatkan penghitungan penuh cincin pertumbuhan pohon.
Namun, beberapa ahli setidaknya terbuka untuk kemungkinan itu.
“Saya sepenuhnya mempercayai analisis yang dibuat Jonathan. Kedengarannya seperti pendekatan yang sangat cerdas,” kata seorang ahli dendrokronologi di ETH Zurich, Harald Bugmann.
Alerce Milenario adalah tumbuhan runjung dalam keluarga botani yang sama dengan sequoia raksasa dan kayu merah.
Pohon ini dapat tumbuh hingga usia ekstrem, seperti dibuktikan oleh Antonio Lara dari Austral University of Chile, Valdivia pada 1990-an.
Dalam sebuah penelitian 1993 , Lara dan rekannya melaporkan tunggul alerce di Chili selatan yang memiliki 3.622 cincin pertumbuhan.
Perkiraan telah hidup selama lebih dari 5000 tahun
Tetapi penelitian itu tidak termasuk Alerce Milenario, yang berdiri terpisah dari pohon purba lainnya di hutan hujan di sebelah barat kota La Union.
Barichivich mengatakan, kakeknya menemukan pohon itu sekitar 1972. Kakek dan ibunya dulunya bekerja sebagai penjaga di taman tempat tinggal Alerce.
Pada 2020, tepat sebelum pandemi melanda, Barichivich dan Lara mengambil inti bagian dari Alerce Milenario dengan penggerek inkremen.
Ini menghasilkan kira-kira 2.400 cincin pertumbuhan yang berjarak rapat.
Karena tidak dapat mencapai pusat pohon, Barichivich beralih ke pemodelan statistik untuk menentukan usia penuh Alerce Milenario.
Ia menggunakan inti lengkap dari pohon alerce lain, serta informasi tentang bagaimana faktor lingkungan dan variasi acak memengaruhi pertumbuhan pohon.
Metode ini menghasilkan perkiraan usia keseluruhan 5.484 tahun, dengan kemungkinan 80 perse bahwa pohon tersebut telah hidup selama lebih dari 5000 tahun. (psc)