Istidraj, Kenikmatan pada Orang Berdosa yang Diberi Allah SWT

PORTALSWARA.COM, Jakarta – Allah akan menjatuhkan manusia karena kelalaiannya ke lembah kehinaan atau karena mengabaikan peringatan-Nya. Dan itu disebut Istidraj.

Istidraj, dalam kitab Al-Mawaidz Al-Badi’ah adalah suatu keadaan dalam hidup manusia yang berpotensi membawanya ke derajat yang rendah. Hal ini dituliskan dalam buku Kemasyhuran Syekh Abdurrauf As-Singkili, oleh Dr Damanhuri Basyir MAg.

Kata istidraj juga terdapat dalam surat Al Qalam ayat 44:

فَذَرْنِيْ وَمَنْ يُّكَذِّبُ بِهٰذَا الْحَدِيْثِۗ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَۙ

Artinya: “Maka serahkanlah kepada-Ku (urusannya) dan orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur’an). Kelak akan Kami hukum mereka berangsur-angsur dari arah yang tidak mereka ketahui.”

Mengutip buku Hidup Bersama Al Quran 1 oleh Quraish Shihab, istidraj adalah kesenangan dan nikmat yang Allah berikan kepada hamba yang jauh dari-Nya, yang sebenarnya itu menjadi sebuah azab baginya.

Mengapa Allah Beri Istidraj?
Dr Damanhuri Basyir MAg dalam bukunya menuliskan, menurut Abdurrauf As-Singkili, ada beberapa kemungkinan mengapa Allah mendatangkan istidraj kepada hamba-Nya, di antaranya adalah:

  1. Musuh yang datang dengan janji-janji menggiurkan bisa menjadi sebab datangnya istidraj. Dalam hal ini, musuh juga bisa menyerupai auliya dan orang pilihan-Nya, sehingga membuat manusia terpedaya dan tertipu sehingga menganggap bahwa musuh tersebut adalah wali Allah.
  2. Istidraj datang melalui kemuliaan diri seperti mendapatkan amanah, menjadi pimpinan, menduduki jabatan tinggi, dan memiliki martabat di hadapan manusia. Sehingga mereka terpedaya dan menganggap dirinya adalah seseorang yang memiliki kelebihan.
  3. Kedalaman ilmu, lidah yang fasih, pakaian yang dikenakan, serta nikmat duniawi lainnya juga mendatangkan istidraj. Kesemuanya itu dapat membuat seseorang tenggelam dalam nikmat dunia sehingga mereka merasa lengkap atas apa yang mereka punyai.
  4. Memiliki ilmu juga bisa mendatangkan istidraj, yaitu ketika merasa sombong dan kagum atas kemampuan dirinya.
  5. Istidraj juga bisa datang dengan disembunyikannya benci dalam sifat hilm Allah, yakni menahan amarah dan murka-Nya, karena Allah bisa saja menyembunyikan amarah dan murka-Nya dalam rahasia-Nya.
Baca Juga :  Amira Hilyatun Nisak, Bayi dengan 24 Jari Tangan dan Kaki

Ciri-Ciri Istidraj
Mengutip buku Tasawuf Akhlaki: Ilmu Tasawuf yang Berkonsentrasi dalam Perbaikan Akhlak oleh Dr H Abd Rahman SPdi MAg, pemilik istidraj biasanya merasa sangat bahagia dengan kejadian aneh yang muncul pada dirinya. Mereka menyangka, ia mendapatkan karamah karena ia berhak memilikinya. Oleh karenanya, ia kemudian bersikap merendahkan orang lain, bersikap sombong, merasa aman dari azab Allah dan hukuman-Nya, serta tidak merasa takut pada akibat-akibat buruk yang terjadi.

Ciri yang lain seperti yang disebutkan oleh Quraish Shihab adalah jika seseorang semakin buruk kualitas dan kuantitas ibadahnya (karena tidak ikhlas, banyak berbuat maksiat baik kepada Allah atau sesama manusia), namun ia mendapatkan rezeki yang banyak, kesenangan hidup, sehat dan tidak pernah celaka, maka bisa jadi itu adalah sebuah istidraj baginya.

Melansir detiknews, Minggu (30/10/2022), Allah juga akan menariknya dalam kebinasaan seperti dijelaskan dalam firmannya surat Al Mu’minun ayat 55-56:

اَيَحْسَبُوْنَ اَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهٖ مِنْ مَّالٍ وَّبَنِيْنَ ۙ نُسَارِعُ لَهُمْ فِى الْخَيْرٰتِۗ بَلْ لَّا يَشْعُرُوْنَ

Artinya: “Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya.”

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu istidraj dan sebab mengapa Allah beri istdraj bagi manusia. (psc/bs)