Breaking News
Polda Sumut Tangkap Dua Nenek Penipu Jual Beli Tanah Rp852 Juta I PWI: Draft RUU Penyiaran Larang Penayangan Jurnalisme Investigasi Hambat Tugas Jurnalistik I Salwa Ar Royyan, Jamaah Calon Haji Termuda dari Medan, Hafizah 17 Juz I Sisa Material Bangunan Stadion Teladan Telah Dilelang KPKNL Rp1,6 M I Plh Dirut Perumda Tirtanadi Bagikan 8.624 Handuk ke Jamaah Haji Embarkasi Medan

Bos Pertamina Umumkan Pengganti Pertalite dengan BBM RON 92 Harga Sama

PORTALSWARA.COM — Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengumumkan rencana penggantian Pertalite dengan bahan bakar minyak (BBM) RON 92 dengan harga yang sama. Hal ini disampaikan dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI akhir Agustus lalu.

Nicke menjelaskan penggantian ke BBM RON 92 tersebut akan dilakukan dengan Pertamax Green 92, yang merupakan bauran dari bioetanol 7% (E7), dianggap lebih ramah lingkungan. Dengan bauran E7, Pertamax Green 92 diklaim memiliki RON 92, lebih tinggi dari Pertalite yang hanya RON 90.

“Tidak mungkin harga [Pertamax Green 92] diserahkan ke pasar. Tentu ada mekanisme subsidi dan kompensasi di dalamnya,” ujar Nicke, Kamis (25/04/2024).

Pertamax Green 92 kemungkinan akan dibanderol dengan harga serupa dengan Pertalite, sekitar Rp10.000 per liter. Nicke menekankan bahwa harga tersebut tidak akan ditentukan oleh pasar, melainkan akan ada mekanisme subsidi dan kompensasi dari pemerintah.

Nicke juga menyatakan bahwa penghapusan Pertalite merupakan bagian dari program Langit Biru untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Program ini telah memperbarui produk BBM subsidi dari BBM RON 88 Premium menjadi RON 90 Pertalite.

Meskipun masih dalam tahap kajian internal dan belum diputuskan, Pertalite RON 90 direncanakan akan digantikan dengan RON 92 dalam Program Langit Biru Tahap 2. Nicke menegaskan bahwa keputusan terkait program tersebut akan diajukan dan dibahas lebih lanjut.

Nicke menambahkan bahwa jika program tersebut disetujui oleh pemerintah, harga BBM jenis tersebut akan diatur oleh pemerintah dan tidak akan diserahkan ke pasar karena akan ada mekanisme subsidi dan kompensasi yang diterapkan.

Melansir MOTOR Plus-online.com, Jumat (26/04/2024), kajian ini dilakukan untuk memastikan kualitas BBM yang lebih baik, karena bahan bakar dengan kadar oktan yang lebih tinggi dianggap lebih ramah lingkungan dan memiliki performa yang lebih baik untuk mesin kendaraan. (psc)

Baca Juga :  Media Asing Ramai-ramai Soroti Ekonomi RI, Kenapa?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *